ANALISIS KEBUTUHAN AIR KABUPATEN KAMPAR

  • Salvi Novita Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau
  • Manyuk Fauzi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
  • Imam Suprayogi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Keywords: availability, requirements, water balance

Abstract

ABSTRAK

Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air di masa mendatang, diperlukan upaya pengkajian komponen komponen kebutuhan air, serta efisiensi penggunaan air.

Ketersediaan air terbesar untuk probabilitas 80% untuk DAS Kampar adalah pada bulan Januari dengan nilai sebesar 371,96 m3/detik dan untuk DAS Siak adalah pada bulan Desember dengan nilai sebesar 18,06  m3/detik sedangkan ketersediaan air terkecil untuk probabilitas 80% untuk DAS Kampar adalah pada bulan Agustus dengan nilai sebesar 120,19 m3/detik dan untuk DAS Siak adalah pada bulan Juli dengan nilai sebesar 5,16  m3/detik.

Kebutuhan air pada  Kabupaten Kampar yaitu antara lain kebutuhan air irigasi 22.391.782 m3 pada tahun 2017 dan 22.388.055  m3 pada tahun 2037; kebutuhan air penduduk 3.889.618 m3 pada tahun 2017 dan 6.460.267 m3 pada tahun 2037, kebutuhan air perkotaan 162.869 m3 pada tahun 2017 dan 2.250.117 m3 pada tahun 2037, kebutuhan air industri 3.690.267  m3 pada tahun 2017 dan 6.696.326 m3 pada tahun 2037, kebutuhan air peternakan 134.948 m3 pada tahun 2017 dan 631.511 m3 pada tahun 2037, kebutuhan air perikanan 35.925.023 m3 pada tahun 2017 dan 44.776.333 m3 pada tahun 2037 dan kebutuhan air perkebunan 148.253.099 m3 pada tahun 2017 dan 188.219.394 m3 pada tahun 2037.

Dari hasil perhitungan didapat daerah layanan yang mengalami defisit air pada 20 tahun mendatang adalah Kecamatan Tapung Hilir dan Kecamatan Kampar. Kebutuhan air yang mendominasi penggunaan air permukaan di Kabupaten Kampar  adalah kebutuhan air irigasi dan perkebunan.

  

ABSTRACT

The  development  of  the  territory  in  an  area  will  cause  the  water  demand increased continually, lined with population growth. The tendency that often go with it, is that the imbalance between availability and demand of water. To achieve a balance of water demand and water availability in the future, studying and surveying the components of water demand and water use efficiency are needed.

The largest water availability for a probability of 80% for the Kampar watershed is in January with a value of 371.96 m3 / second and for the Siak watershed is in December with a value of 18.06 m3 / second while the smallest water availability is for a probability of 80% for the watershed. Kampar is in August with a value of 120.19 m3 / second and for the Siak River Basin is in July with a value of 5.16 m3 / second.

Water demand in Kampar Regency include, among others, Total irrigation water requirements for 22,391,782 m3 in 2017 and 22,388,055 m3 in 2037; domestic water needs 3,889,618 m3 in 2017 and 6,460,267 m3 in 2037, non domestic water needs (1,162,869 m3 in 2017 and 2,250,117 m3 in 2037, industrial water needs 3,690. 267 m3 in 2017 and 6,696,326 m3 in 2037, livestock water needs 134,948 m3 in 2017 and 631,511 m3 in 2037, fishery water needs 35,925,023 m3 in 2017 and 44,776,333 m3 in 2037 and water needs plantation 148,253,099 m3 in 2017 and 188,219,394 m3 in 2037.

From the calculation, it is found that service areas that will experience a water deficit in the next 20 years are Tapung Hilir and Kampar Districts. The need for water that dominates the use of surface water in Kampar Regency is the need for irrigation and plantation water.

Published
2020-12-16
How to Cite
Novita, S., Fauzi, M., & Suprayogi, I. (2020). ANALISIS KEBUTUHAN AIR KABUPATEN KAMPAR. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 6(3), 209-220. https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v6i3.189