KAJIAN POTENSI GALIAN MINERAL KAOLIN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

  • Monalisa Hasibuan Bappedalitbang Provinsi Riau
  • Anton Suprojo Hadiyanto
  • Indra Agus Lukman
Keywords: Minerals, non-renewable, metallic, kaolin, study

Abstract

Riau Province is rich in natural resources in the form of minerals, coal, oil, gas, and alternative energy sources. For natural resources to be utilized more optimally, careful planning is needed in their management. As is known, wealth in the mining and energy sectors is generally a non-renewable natural resource and therefore needs to be managed properly and correctly, so that it can provide benefits for development and prosperity to the community. The development of minerals, especially non-metallic minerals, needs to be packaged in an integrated systematic manner in the mineral resource management system as one of the basic capital to produce optimal added value to increase regional income in Indragiri Hilir Regency. This research aims to determine the potential distribution of Kaolin mineral minerals obtained from a survey conducted by the Riau Province Energy and Mineral Resources Service in Indragiri Hilir Regency, Riau Province. This research method is based on a study of secondary data obtained from the results of a survey carried out by the Department of Energy and Mineral Resources in 2013. Literature search for journal articles that support this research and statutory regulations. The potential of kaolin minerals in Kab. Indragiri Hilir is located in Lubuk Besar Village, District. Keritang and Sencalang Village, District. Reteh. The total volume of hypothetical kaolin resources at the two locations is 1,100,000 m3.

 

Provinsi Riau kaya akan sumber daya alam berupa bahan galian mineral, batubara, minyak, gas dan sumber energi alternatif. Sumber daya alam agar dimanfaatkan lebih optimal, diperlukan perencanaan yang matang dalam pengelolaannya. Sebagaimana diketahui bahwa kekayaan di sektor pertambangan dan energi pada umumnya merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, untuk itu perlu dikelola dengan baik dan benar, agar dapat memberikan manfaat bagi pembangunan dan kemakmuran kepada masyarakat. Pengembangan mineral, khususnya mineral non logam perlu dikemas secara sistemis terpadu dalam sistem manajemen sumber daya mineral sebagai salah satu modal dasar  untuk menghasilkan nilai tambah secara optimal guna peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi sebaran galian mineral Kaolin yang diperoleh dari survey yang telah di lakukan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau  di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Metode penelitian ini berdasarkan kajian data sekunder yang diperoleh dari hasil survey yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2013. Penelusuran literatur artikel jurnal yang mendukung penelitian ini dan peraturan perundang-undangan. Potensi mineral kaolin di Kab. Indragiri Hilir terdapat di Desa Lubuk Besar, Kec. Keritang dan Desa Sencalang, Kec. Reteh. Total volume sumberdaya hipotetik kaolin pada kedua lokasi tersebut yaitu 1.100.000 m3.

References

[1] Bali, I., Ahmad, A., & Lopulisa, C. 2018. Identifikasi Mineral Pembawa Hara untuk Menilai Potensi Kesuburan Tanah. Jurnal Ecosolum, 7(2), 81. https://doi.org/ 10.20956/ecosolum.v7i2.6880.
[2] Destiarti, L., Rahmalia, W., & Wahyuni, N. 2018. Pemanfaatan Pasir Dari Kaolin Capkala Terlapis Mangan Dioksida. 7(4), 51–59.
[3] Hasfianti, F. E., Prabawa, I. G. D. P., Nurhidayati, N., Nintasari, R., & Nurmilatina. 2021. Potensi Pemanfaatan Kaolin Asal Kalimantan Selatan Sebagai Pengganti Clay Impor Pada Pembuatan Papan Semen. Jurnal Keramik Dan Gelas Indonesia, 30(1), 1–16.
[4] Herhayulika, W., Hidayat, Y., & Susanto, A. 2021. Effect Of Kaolin Particle Size On Mortality, Growth, And Development Of Fall Army Worm. Jurnal Penelitian Saintek, 26(2), 109–121.
[5] Kamila, R. A. 2022. Review: Kaolin Sebagai Bahan Sediaan Farmasi. Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, 23(2), 81–89. https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v23i2.684.
[6] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2017. Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral RI No. 015 Tahun 2017 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta.
[7] Nugraha, I., & Kulsum, U. 2017. Sintesis dan Karakterisasi Material Komposit Kaolin-ZVI (Zero Valent Iron) serta Uji Aplikasinya sebagai Adsorben Kation Cr (VI). Jurnal Kimia VALENSI, 3(1), 59–70. https://doi.org/10.15408/jkv.v3i1.4650.
[8] Presiden republik Indonesia. 2021 . Peraturan Pemerintah RI No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Usaha Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Sekretaris Negara. Jakarta.
[9] Presiden Republik Indonesia. 2020. Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambagan Mineral dan Batubara. Sekretaris Negara. Jakarta.
[10] Suherman, I. 2009. Identifikasi Peluang Pengembangan Mineral dan Batubara (Studi Kasus di Propinsi Riau). Jurnal Teknologi Mineral Dan Batubara, 5(4), 171–182. https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/minerba/article/view/886.
[11] Wachidah, N., & Minarto, E. 2018. Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan “A”, Pongkor, Jawa Barat. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 7(1), 32–37 https://doi.org/10.12962/j23373520. v7i1.28673.
Published
2024-04-08
How to Cite
Hasibuan, M., Hadiyanto, A. S., & Lukman, I. A. (2024). KAJIAN POTENSI GALIAN MINERAL KAOLIN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 10(1), 21-25. https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v10i1.349