ANALISA PENANAMAN VEGETASI PINANG BETARA PADA JALUR HIJAU JALAN RAYA DI KOTA TEMBILAHAN SEBAGAI PENYERAP EMISI KENDARAAN DAN SUMBER PENCAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus: Jalan Baharuddin Yusuf dan Jalan Swarna Bumi)

  • M Gasali M Universitas Islam Indragiri
  • Akbar Alfa Universitas Islam Indragiri
  • Syafrizal Thaher DS Universitas Islam Indragiri
Keywords: Ecology, Areca Nut, Green Line Road, Regional Original Income

Abstract

 

The population density in Indragiri Hilir has also slowly affected the reduction in the amount of green land that functions as an absorber of carbon emissions from settlements and shopping complexes. The high growth of vehicles and changing the function of green areas into settlements will certainly be a challenge in environmental management. This study discusses the optimization of the Green Road Line (JHJ). JHJ has a main role as a buffer for the environment, namely the function of reducing air pollution, the function of reducing noise, and the function of a barrier (barrier), as well as the main ecological function of being a carbon enhancer and reducing motor vehicle pollution. In general, JHJ is planted with plants that do not produce economic value, such as flowers. This research will discuss betel nut planting along JHJ so that it can generate economic and ecological benefits. Ecological benefits come in the form of an increase in environmental support systems, while the economic benefits resulting from JHJ can be a source of local revenue (PAD). The conclusions of this study are: (1) areca nut is considered to have economic potential if it is developed at JHJ; based on initial calculations, it is predicted that if JHJ along Jalan Baharuddin Yusuf and Jalan Swarna Bumi are planted with pinang, it will get a gross yield of IDR 351,000,000,-/year; and (2) ecologically, the potential value of areca catechu biomass is that it can accommodate 30.78 kg/m2 of carbon and absorb 112.94 kg/m2 of carbon. So that it can be a buffer for the environment. (3) Technically, the Areca Palm fulfills the Regulation of the Minister of Public Works No. 5 of 2008 concerning Guidelines for Provision and Utilization of Green Open Spaces in Urban Areas. The research suggests that further research and the regional government review governance, institutions, and regulations related to JHJ plantations as a source of regional original income.

 

Kepadatan penduduk di Indragiri Hilir secara perlahan juga mempengaruhi pengurangan jumlah lahan hijau yang berfungsi sebagai penyerap emisi karbon menjadi pemukiman dan komplek pertokoan.  Tingginya Pertumbuhan Kendaraan dan perubahan fungsi daerah hijau menjadi pemukiman tentu akan menjadi tantangan dalam pengelolaan lingkungan. Penelitian ini membahas optimalisasi Jalur Hijau Jalan (JHJ). JHJ memiliki peran utama sebagai penyangga lingkungan yaitu fungsi pereduksi polusi udara, fungsi peredam kebisingan, dan fungsi pembatas (barrier) serta fungsi ekologi utama sebagai penambat karbon dan mengurangi polusi kendaraan bermotor.  Pada umumnya JHJ ditaman dengan tanaman seperti bunga dan tumbuhan yang tidak menghasilkan nilai ekonomis. Pada penelitian ini akan dibahas tentang Penanaman Pinang Betara di sepanjang JHJ sehingga dapat menimbulkan keuntungan ekonomi dan ekologi. Manfaat Ekologi berupa peningkatan sistem penyangga lingkungan, sedangkan manfaat ekonomi hasil dari JHJ dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Kesimpulan Penelitian ini yaitu: (1) Pinang dinilai memiliki potensi ekonomi apabila dikembangkan di JHJ, berdasarkan perhitungan awal diprediksikan apabila JHJ sepanjang Jalan Baharuddin Yusuf dan Jalan Swarna Bumi di tanami Pinang maka akan mendapatkan hasil bruto sebesar Rp. 351.000.000,-/tahun; (2) Secara Ekologis nilai potensi biomassa Pinang (Areca catechu) yaitu dapat menampung 30,78 kg/m2 karbon dan menyerap 112,94 kg/m2 karbon. Sehingga dapat menjadi penyangga lingkungan hidup. (3) Secara Teknis Pohon Pinang memenuhi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Penelitian menyarankan Penelitan berikutnya dan Pemerintah Daerah mengkaji Tata Kelola, Kelembagaan serta Regulasi terkait Penanaman JHJ sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.

References

[1] S. MARISHA, “ANALISIS KEMAMPUAN POHON DALAM MENYERAP CO2 DAN MENYIMPAN KARBON PADA JALUR HIJAU JALAN DI SUBWILAYAH KOTA TEGALEGA, KOTA BANDUNG,” Institut Teknologi bandung, 2018. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi.o
[2] BPS, “Jumlah Kendaraan Bermotor 2017-2019,” 2020. [Online]. Available: https://riau.bps.go.id/indicator/17/333/1/jumlah-kendaraan-bermotor-.html
[3] Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
[4] Peraturan Menteri PU No : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
[5] K. P. Umum, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Indonesia, 2008.
[6] Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, emisi merupakan zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkan ke udara ambien. 1999.
[7] Dahlan, “Analisis Kebutuhan Hutan Kota sebagai Sink Gas CO2 Antropogenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas di Kota Bogor dengan Pendekatan Sistem Dinamik,” Institut Pertanian Bogor, 2007.
[8] S. Jumarni, “Penerapan peraturan daerah kabupaten indragiri hilir nomor 13 tahun 2018 tentang pengelolaan rumah kos di kecamatan tembilahan kabupaten indragiri hilir,” Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim II, 2022. [Online]. Available: http://repository.uin-suska.ac.id/58079/1/GABUNGAN KECUALI BAB IV.pdf
[9] M. S. Nasir, “Analisis Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah Setelah Satu Dekadeotonomi Daerah,” J. Din. Ekon. Pembang., vol. 2, no. 1, p. 30, 2019, doi: 10.14710/jdep.2.1.30-45.
[10] “Budidaya, Manfaat, Dan Potensi Pasar Buah Pinang,” Kementrian Pertanian, Jakarta, 2019. [Online]. Available: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/80764/Budidaya-Manfaat-Dan-Potensi-Pasar-Buah-Pinang/
[11] R. Z. Surya, “ANALISA KESELARASAN SDGs DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA SERESAM DI DESA SERESAM DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU,” Selodang Mayang, vol. 5, no. 2, pp. 79–84, 2019.
[12] M. F. Haruna, “Analisis Biomasa Dan Potensi Penyerapan Karbon Oleh Tanaman Pohon Di Taman Kota Luwuk,” J. Pendidik. Glas., vol. 4, no. 2, 2020, doi: 10.32529/glasser.v4i2.742.
Published
2023-08-10
How to Cite
Gasali M, M., Alfa, A., & Thaher DS, S. (2023, August 10). ANALISA PENANAMAN VEGETASI PINANG BETARA PADA JALUR HIJAU JALAN RAYA DI KOTA TEMBILAHAN SEBAGAI PENYERAP EMISI KENDARAAN DAN SUMBER PENCAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus: Jalan Baharuddin Yusuf dan Jalan Swarna Bumi). Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 9(2), 123-132. https://doi.org/https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v9i2.317

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>